Sabtu, 15 September 2012

Mantra Betah Melek Kurniandiko

Mantra
Hampir setiap Ilmu Spiritual dan ilmu kedigdayaan pasti memiliki Mantra. Bahkan semua doa pasti memuat mantra. Karena Mantra adalah suatu bentuk permohonan. Sebagai sarana permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk bermacam-macam tujuan tertentu dari sang pembacanya.

Mantra berasal dari bahasa Sanskerta yaitu MAN yang artinya PIKIRAN, dan TRA yang berarti PEMBEBASAN. Jadi Mantra adalah kegiatan membebaskan pikiran. Ketika seseorang sedang membaca mantra maka disaat itu juga selain sedang menjalin komunikasi dan permohonan kepada Yang Kuasa, mantra dengan kata yang ber-rima memungkinkan orang yang membaca mantra semakin rileks dan masuk pada keadaan hening, suwung atau trance.

Dari kehendak Yang Maha Kuasa dan keadaan suwung itulah akan terjadi keajaiban-keajaiban suatu mantra.

Jadi Mantra adalah susunan kata yang berunsur puisi (rima dan irama) yang diyakini dapat menghasilkan energi ghaib jika diucapkan oleh orang yang menguasai ilmu mantra. Biasanya diucapkan oleh dukun, pawang, spiritualis, atau orang yang telah mengetahui tatacara dan syarat untuk menggunakan mantra tersebut.

Asal mula mantra umumnya diperoleh dari ilham (wahyu) atau bisa pula diciptakan oleh seorang dukun (guru spiritual) yang mumpuni. Terlahir dari rasa ingin tahu tentang misteri hidup dan pencarian tentang hakekat kesejatian. Berawal dari keyakinan adanya Yang Maha Kuasa maka lahirlah rapal Mantra sebagai suatu bentuk sarana permohonan.

Ada bermacam-macam bentuk mantra, yaitu mantra suara, mantra gambar (rajah, wafaq dll), Mantra yang dimasukan dalam benda (keris dll), ada mantra yang dirupakan dengan gerak dan ada pula mantra dalam bentuk upacara tertentu.

Istilah Mantra lebih dikenal dalam tradisi Hindu dan Budha disebut Mantra Galib, di Arab disebut Doa atau Ru’yah. Di Jawa disebut Donga, Rapal atau Aji-aji. Sebenarnya semua sebutan tersebut memiliki kesamaan makna.

Mantra memang memiliki keunikan dan ciri khas dibanding dengan lafal Doa pada umumnya. Kalimat mantra kaya dengan metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola. Sebagian mantra ada yang menggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami. Bahkan adakalanya, sang perapal sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang dibacanya. Dia hanya memahami kapan dan bagaimana mantra tersebut dibaca dan untuk apa tujuannya. Hanya orang yang ahli mantra (para pinisepuh mantra) saja yang bisa mengerti bahasa mantra secara sejati.

Sebagian penggunaan mantra juga sangat sakral dan mistis. Mantra tidak boleh diucapkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat. Misalnya pada Mantra Pengusir Makhluk Halus, para guru melarang untuk membacanya didekat anak kecil dan ibu yang sedang hamil. Karena bisa mempengaruhi kesehatan janin yang sedang dikandungnya.

Mantra bukan hanya sekedar ilmu Sugesti. Atraksi-atraksi supranatural yang sering kita lihat seperti debus, ilmu kekebalan, atau ilmu gendam dan pelet, diakui atau tidak, sungguh-sungguh efek yang dihasilkan dari kekuatan ghaib dari pembacaan mantra. Sugesti hanya bisa mempengaruhi pikiran dan kondisi perasaan, tapi tidak bisa mengubah metabolisme tubuh. Contoh, sugestikan diri anda bahwa api tidak panas dan tidak menghanguskan, kemudian jilatlah dengan lidah sebuah lempengan besi membara dari seorang pande besi. Apa yang terjadi?!

Mantra hanya akan bekerja di tangan orang yang telah menjalani penempaan batin melalui berpuasa, semedhi atau tirakat lainnya. Tanpa dasar itu, alaunan mantra hanya seirama dengan sebuah bacaan sastra. Seolah tidak mengandung apa-apa.

Dari generasi ke generasi mantra diwariskan. Tetap sama baik format maupun bahasanya. Mencari orang yang berniat membaca dan menerapkannya. Menunggu dengan penuh kesabaran dibalik pintu dan jendela. Beredar tanpa kasak kusuk. Dan suatu saat kembali dianut seseorang. Mantra akan selalu abadi.

MENSIKAPI MANTRA

Hakekat Mantra
Sebenarnya mantra tidak punya kekuatan apa-apa. Terbukti bila mantra dibaca oleh orang awam yang tidak mengerti ilmu mantra, maka tidak akan berefek apapun kepada dirinya. Cobalah meminta seorang anak kecil menggenggam gembok lalu suruh membaca mantera Pembuka Gembok tanpa kunci, apakah dijamin bisa terbuka seketika? Atau cobalah baca mantra kebal, kemudian iriskan sebilah pisau ditubuh anda, apakah menjamin badan anda akan kebal? Tentu saja tidak menjamin berhasil! Karena sesungguhnya mantra juga merupakan sebuah doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Adapun bila setelah membaca doa atau mantra lalu terjadi kejadian diluar nalar, irasional, kemampuan luar biasa, tentunya semua itu terjadi atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Semua buku doa dan zikir pasti memuat mantra. Setiap orang Islam meyakini bahwa ayat suci Al-Quran memang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang beriman (Q.S. Al-Isra:82). Banyak hadist yang menceritakan tentang ayat suci Al-Quran yang berkhasiat sebagai sarana penyembuhan. Misalnya surat Al-Fatihah yang oleh seorang sahabat Nabi, bisa digunakan untuk menyembuhkan orang yang terkena racun ular. Bahkan Ibnul Qayyim, seorang ulama besar, senantiasa menggunakan surat Al-Fatihah untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Meskipun tak satupun orang muslim yang meragukan Al-Fatihah, tapi kenyataannya tidak semua orang bisa mengobati dengan surat Al-Fatihah. Hanya orang yang mengetahui rahasianya, memenuhi syarat dan mendapat pertolongan dari Allah-lah yang bisa mengobati dengan Al-Fatihah.

Walaupun belum bisa menggunakan Al-Fatihah sebagai obat segala penyakit, tapi tak satupun dari umat muslim yang berani meremehkan Al-Fatihah, apalagi mengatakan bahwa Al-Fatihah tidak manjur. Justru mereka menyalahkan diri sendiri karena memang dirinya belum ahli mengobati dengan Al-Fatihah.

Mantra tidaklah sepadan jika disandingkan dengan Al-Fatihah, tapi hendaknya seperti inilah kita menyikapi mantra yang hakikatnya hanya perantara untuk memohon pertolongan Tuhan.

Mantra yang sah
Dipandang dari tujuan permohonan, mantra ada 2 jenis. Pertama, mantra yang sebetulnya adalah doa permohonan kepada Tuhan. Kedua, mantra yang berupa kalimat-kalimat untuk menghadirkan atau meminta bantuan kepada arwah leluhur atau makhluk halus (Jin). Tentu saja mantra jenis kedua ini sebaiknya tidak digunakan karena haram menurut hukum semua agama. Merupakan perbuatan menyekutukan Tuhan (syirik).

Memang tidak dipungkiri bahwa banyak juga lafal mantra yang mengandung kesyirikan, permohonan kepada makhluk halus atau menyekutukan Tuhan. Namun tidak semua mantra seperti itu. Banyak juga mantra yang menyandarkan kekuatan kepada Tuhan. Jelas kalimat dan maknanya. Adapula yang mengandung metafora atau perumpamaan, namun bila mau belajar maka akan dimengerti juga maknanya.

Mensikapi hal ini maka harus bijaksana. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri sangat bijaksana dalam hal ini. Di dalam sebuah hadist Abu Dawud diriwayatkan bahwa ada seorang yang datang kepada Nabi Muhammad saw, dan bertanya: “Pada masa jahiliyah dahulu kami memakai mantra, bagaimanakah itu ya Rasul Allah?” Jawab Nabi: “Bawa kemari mantera kamu itu, kalau tidak ada perkara-perkara syirik didalamnya, maka tidak mengapalah.”

Ini artinya sebelum mengatakan halal-haram, ada baiknya ditelaah terlebih dahulu. Jangan asal “pukul rata”.

Laku Tirakat
Berbagai bentuk laku tirakat dalam Mantra seperti puasa mutih dan lain sebagainya memang tidak ditemukan dalam hadis. Karena ini caranya orang daerah berpuasa. Misalnya di daerah Jawa dikenal puasa Mutih, Patigeni, Ngrowot, Ngasrep dan lain-lain. Mensikapi hal ini juga perlu dikaji dengan bijaksana. Mana yang diperbolehkan mana yang diharamkan.

Perlu diketahui bahwa setiap amal perbuatan yang tidak menyalahi hukum syarak, tidak berlawanan dengan nash (kitab Allah dan Sunnah Rasul), dan tidak mendatangkan akibat buruk, tidaklah termasuk bid’ah. Jadi selama perbuatan tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri, dan bahkan mendatangkan manfaat dalam kehidupan ini, maka ia bukan bid’ah.

Mantra tak ubahnya seperti doa-doa khusus. Contoh dalam islam, ada doa-doa yang diajarkan para nabi dan ulama untuk keperluan-keperluan khusus seperti kerezekian, menyembuhkan, menangkal wabah, mengusir jin pengganggu dan sebagainya. Bedanya, mantra yang diajarkan oleh para leluhur lebih mudah dipahami karena menggunakan bahasa daerah setempat dan sedikit bahasa arab. Sedangkan isi dari tujuan mantra tetap memohon kepada Tuhan. [Ki UmarJogja, rasasejati.wordpress.com]

Tubuh, Jiwa dan Roh
Manusia yang lahir dan hidup di dunia ini membawa tiga hal penting dalam dirinya yaitu Tubuh, Jiwa dan Roh. Tubuh atau badan kita ini sebenarnya hanyalah tulang dan daging yang bergabung lantas dibungkus dengan kulit.

Ketika Roh dihembuskan kedalamnya maka tubuh atau badan tadi menjadi hidup. Setiap Roh bergerak dinamis dan saling mempengaruhi dalam dimensinya, kemudian menciptakan satu Jiwa yang kemudian membentuk pribadi, karakter dan sifat-sifat tiap orang jadi berbeda satu sama lain.

Petunjuk berikut akan lebih mempermudah pemahaman kita akan hal ini. Apabila kita analogikan Tubuh, Jiwa dan Roh sebagai Computer sistem, maka :

  1. Tubuh = Hardware
  2. Jiwa = Software
  3. Roh = Energi Listrik
Nah... sekarang sudah jelas mengenai perbedaan dan fungsi dari ketiga hal dasar tersebut. Dengan memahami hal ini maka anda telah melangkah lebih kedalam apa yang disebut Ilmu Spiritual. Sebab inilah konsep dan prinsip dasar aktivitas dunia roh dan spiritual. [primbon-jawa.blogspot.com]

KUMPULAN MANTRA-MANTRA JAWA Oleh : Ki UmarJogja, rasasejati.wordpress.com
Berikut ini adalah kumpulan Mantra Jawa, dahulu saya dapatkan selama dalam pengembaraan ilmu kepada para sesepuh dan dari kitab-kitab kuno. Rapal Mantranya masih asli dari sang pengijasah (pemberi ilmu). Belum saya kaji seluruhnya, baru beberapa saja. Salah satunya telah saya posting diblog ini. Bisa saja terjadi perbedaan rapal mantra dengan versi mantra dari kitab lain atau pengijasah lain. Saya tulis apa adanya masih dalam format bahasa Jawa, sesuai dengan yang pernah saya terima. Tujuan saya tulis disini cuma untuk mendokumentasikan mantra-mantra kuno ini, syukur-syukur bisa dikaji bersama, akhirnya bisa dipetik manfaatnya.

Berikut Mantra-Mantranya :

1. Mantra yen arep tarakbrata

Yen arep tarabrata (tirakat), kudu adus wuwung disik, mantrane:

Niyatingsun adus, angedusi badan kayun, manggih toya rabani, dus lali, dus mani, badan adus den dusi padha badan, roh adus den dusi pada roh, suksma adus den dusi padha suksma, dat teles suksma ngalam, dat urip tan kena kawoworan, urip sajroning karsa, ingsun adus banyu saking kodratolah, byur njaba, suci njeroning badan rabani, alahu sakarsa, alahu alaihi wasalam.

Sawuse maca mantra, banjur adus wuwung kang resik.

2. Mantra supaya betah tarakbrata

Ingsun nutup rahsa, sang sir rahsa payungana ingsun, rahsa mangan cahya, cahya mangan rahsa, langgeng ing ciptaku, tetep mantep tan kena owah.

Mantra diwaca saben bakda magrib kaping 40, yen lagi tarakbrata.

3. Mantra supaya betah pasa

Bismillahirrohmanirrohim. Allahuma sakati’I maut, badanku gumulung cahyoku jumeneng, ya ingsun ratuning cahyo, ngadeg ing damar murub, urube murub ing sajroning ati, terus ing paningal, laa illaa illallaahu, muhammadurrasullulah.

Mantra diapalke yen duwe niat arep nglakoni sesirih/ pasa.

4. Mantra niat melek

Bismillahirrohmanirrohim. Niatingsun melek tutuga tekan sedina sesuk, manjing teguh rahayu kang santoso kagunganne Allah.

5. Mantra supaya betah melek

Manik coyo, bahyo coyo, coyo bahyo, sarine Allah ya Allah kulo nyuwun betah melek. Laa ilaa illallaahu, muhammadurrasuulullah.

6. Mantra keslametan

Shallallaahu alaihi wa sallam. Shifatullah, qulhu sungsang, tekenku poro malaekat, Nabiku Nabi Muhammad, luputo kang diarah, kenoho kang ngarang. Allahu akbar.

Lakune mutih 2 dina 2 bengi. Mantra yen diwaca kanggo nemu slamet lan ora dijahili wong liya.

7. Mantra ngambah papan angker

Kun kanikun ingsun kun, kowe kama salah, aja angganggu gawe, aku ratuning kun.

Lakune mutih 3 dina 3 bengi, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra diwaca sapisan aja ambegan.

8. Mantra ngedohake ula

Seh merling, Seh dumeling, dohna ingon-ingonira, sapembalangan dohe karo aku, aja wuruk sudi gawe marang awakku, golek sandhang pangan dhewe-dhewe, aku anak putune Nabi Solaiman.

Lakune mutih 3 dina 3 bengi, wiwite dina Kamis Wage. Mantra diwaca yen lumaku ana ngalas, utawa ing papan kang sakira ana ulane.

9. Mantra Pangirupan

Allahu cahya mulya, sira sun kongkon, sira irupen cahyaning wong agung kang disuwitani, amora lan cahyaku. Laa ilaa illallah, muhammadurrosullullah, sir-sir-sir-sir-sir.

Lakune mutih 3 dina 3 bengi wiwite dina Rabu Pon. Kasiyate mantra iki kanggo nundukake kekuatan suksma negatip wong liya. Utawa mantra diwaca yen weruh wong nyalawadi arep ngalani. Yen ditujuke mungsuhe, “wong agung kang disuwitani” diganti “mungsuh lagi sengit”.

10. Mantra Kesakten Gaib

Bismillahirrohmanirrohim. Ono jopo sewu, jopo siji datan tumomo. Sing mandi japaku dhewe. Laa ilaa illallah, muhammadurrosullulah.

Lakune pasa Ngasrep 2 dina 2 bengi lan patigeni sedina sewengi. Wiwite pasa dina Slasa. Mantra diwaca ping 7 saben ba’da salat fardlu. Yen arep dicoba diwaca ping 7 utawa yen arep mangkat perang diwaca ping pisan.

11. Mantra Senggoro Macan

Ana kedawang miber ing tawang alat-alat, macan sewu ing mripatku, macan putih ing dhadhaku, gelap ngampar suwaraku, durga mendhak kala mendhak, teko kedhep teka wedi, teka asih mungsuhku, khodeng madhep manut sakarepku, kersaning Allah.

Lakune mutih 3 dina 3 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Jumat Pahing. Mantra diwaca yen wis adhep-adhepan karo mungsuhe.

12. Mantra Arya Bangah

Wiyak bumi Wiyak langit, jagad suwung tan ana bebaya, ingsun sajatining manungsa anukarsa bissekulem, tissekulem tan ana babayane, tikur-tikur, tekane tundhuk, mulihe ndhungkul.

Lakune mutih 3 dina 3 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Rebo Pon. Mantra diwaca ten ana babaya, utawa yen mlebu ing alas, sato galak pada wedi.

13. Mantra tunggu/pagar omah

Sipat Allah ananning Muhammad, sipat Rasul ananing Manungsa, luput sing diarah, kena kang ngarah, banyu erang kulhu sungsang, tekenku Malaekat, pinayungan para Widadari, Nabiku jeng Mohammad Rasullullah alaihi wassalam.


Lakune mutih 3 dina 3 bengi patigeni sedina sewengi, wiwite dina Setu Kliwon. Mantra diwaca yen pinuju akeh durjana, utawa yen ninggal omah ing wayah bengi.

14. Mantra Srabat Pagering Awak

Allahuma kulhuallah, lungguhku imbar, payungku imbar, wong sajagad kabeh kang sumedya ala marang aku, nyawane kari sadhepa, sa’asta, sakilan. Wong kang sengit marang aku, cupeten angen-angene, sandhang pangane lan sabarang niate kabeh, pet cupet kersaning Allah.

Lakune mutih 7 dina 7 bengi, wiwite dina Kamis Wage. Mantra diwaca yen ana rerusuh utawa yen perang.

15. Mantra panulak peluru


Bismillahirrohmanirrohim. Salla’llahu Ibnu birahmatika ya arkamman rahimin

Lakune mutih 7 dina 7 bengi. Mantra diwaca yen ana rerusuh utawa yen campuh perang. Supaya ora kena peluru nyasar.

16. Mantra Rubuh lumpuh

Bismillahirrohmanirrohim. Allahu akbar Nur arah Nur wantah rubuh lumpuh ketiban palune Gusti Allah. Ojo pisan-pisan tangi yen durung tak gugah nganggo tanganku kiwo. Laa ilaaha illallaah, muhammadurrosullulah.

Sak uwise diwaca banjur didamu’ake ing tangan tengen. Yen mungsuhe klenger, disadarke utawa ditambani nganggo tangan sing kiwo.

17. Mantra Sindhung Aliwung

Bismillahirrohmanirrohim. Aku sindhung Aliwungan, si Sindhung dadi klambiku ya kaharuku, sa Liwung ya kamaluhu, sedyaku dadi kutaku, ya ki jamaluhu, si Sindhung Liwung katingalan kaya buta ya jalaluhu asiyung Rasulullah kang tengen lan kang kiwa sakathahing para nabi, dadi siyung kiwa ngemut jagad pramudita tak emut dadi sak pulukan. Laa ilaaha illallaah, muhammadurrosullulah.

Lakune mutih 7 dina 7 bengi lan patigeni sedina sewengi. Mantra yen diwaca, awake kethok gede kaya raksasa.

18. Mantra panulak durjana lan wisa/racun

Bismillahirrohmanirohim. Tulak daya balik, luput kang dinaya kena kang andaya, jahil jahilullah sapa kang jahil dadi satruning Allah, tutup kunci mata kalbu. Laa illaha ilallah, muhammadurrosulullah.

Lakune mutih 7 dina 7 bengi. Mantra diwaca ping 100 pendhak bengi, nganti malem ke-6, sing sewengi (ba’da mutih) cukup diwaca ping 3.

19. Mantra kekuatan

Bismillahirrohmanirrohim. Ya Malaekat Jibril kang nambahi digdayaku, Ya sayyidina Muhammad ya Rosullullah kang ngrewangi ngentengake. Malaekat Israil kang njogo endasku, Allah, Allah, Allah, entheng, entheng, entheng koyo keleyang, empuk, empuk, empuk, koyo kapuk. Laa haulaa walaa quwwata illa billahil aliyyil’azhiimi.

Lakune mutih 7 dina 7 wengi. Diwaca ping 1144 pendhak dina. Mantra yen diwaca kuat nggangkat barang kang abot.

20. Mantra Pambungkem

Assalamualaikum ngalasabidina Khidir alaihissalam, assalamualaikum ngalasayidina ngaliyi ratiyalahu, kem-kem pambungkem kang sarwa galak cangkeme pinantek ing paku kencana.

Lakune mutih 7 dina 7 bengi lan nglowong sadina sawengi, wiwite dina Rebo Pon. Mantra yen diwaca, ulo, bajul lan sato galak liya-liyane kabeh ora bisa nyakot lan nyaplok.

21. Mantra Penolak Tenung Tujulayar

Allahuma kulhu buntet, kulhu balik, durga teluh, jim setan peri prayangan padha mara padha mati, jalma mara jalma mati, mati kersaning Allah.

Lakune mutih 7 dina 7 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Setu Kliwon. Mantra diwaca mbarengi surup srengenge, diwaca ing banyu diwadahi pinggan, banyu kadamu ping 3, banjur kaombekake marang wong kang kena tenung utawa tujulayar.

22. Mantra Siyungwanara

Gebyar sapisan sakehing cahya padha sirna, gebyar pindho sakehing roh padha sirep, rep sirep sajagade, kepyar-kepyur si bajul padha lumayu bubar.

Lakune nglowong 3 dina 3 bengi, wiwite dina Setu Kliwon. Mantra diwaca kanggo nyingkirake baya lan buron banyu kang galak, sarta uga diwedeni wong akeh.

23. Mantra panulak mungsuh

Kulhu buntet, badaningsun Nabi panutan, rasaningsun rasul, tekenku Maloekat, luputo kang den arah, mbalik marang kang ngarah.

Lakune Nglowong 3 dina 3 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Rabu Pon. Mantra diwaca saben bengi yen lagi memungsuhan.

24. Mantra Panglarutan

Raga suksma rasa diluwih, aja pepeka sira sun kongkon lolosana otot bayune mungsuhku kabeh, elingna utawa ilangna sedyane anggone memungsuhan karo ingsun iki, nglemprek keder larut saparan-paran ninggal paprangan kersaning Allah.

Lakune patigeni 3 dina 3 bengi, wiwite dina Setu Kliwon. Mantra diwaca sajroning peperangan, kanggo netralisir nepsu/niat lan ilmu mungsuh.

25. Mantra Kulhu Geni

Bismillahir rohman nirrohim, kulhu geni bismillahir rohmanirrohim, kulhu allah hu ahad, kun payakun, massa’allahu Qadiru abadan-abada.

Lakune 3 dina 3 bengi patigeni, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra diwaca sapisan, setan tugel bahune tengen, ping pindho: tugel bahune kiwa, ping telu: tugel gulune, ping papat: sirna badane.

26. Mantra Kulhu Sungsang

Rajah iman kudungku Moloekat Jibril, tekenku Nabi Mohammad, lailaahailallaahu Mohamad rasullullahi salallahu alaihi wassalam.

Lakune 3 dina 3 bengi patigeni, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra yen diwaca diwedeni setan lelembut, teluh braja, tenung tujulayar lan liya-liyane kabeh ora tumama.

27. Mantra Kulhu Durgabalik

Sato mara sato mati, jalma mara jalma mati, setan mara setan mati, buna mara buna mati, sedya ala mati kersaning Allah, lailahailallah Mohamad rasulullah.

Lakune 3 dina 3 bengi patigeni, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra yen diwaca kasiyate sakabehing panggawe ala ora tumama sarta banjur balik marang wong kang gawe piala, sarta jim setan padha wedi lumayu adoh.

28. Mantra Sahadat Kencana

Sahadat kencana sun gawa mati nyegeri, sun gawa urip, nguripi, urip kersaning Allah.

Lakune mutih 7 dina 7 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Jumat Pahing. Mantra diwaca yen arep mangkat perang sarta yen methukake mungsuh, lan yen wus campuh perang.

29. Mantra Sahadat Ayem

Sahadat ayem wus dumunung neng kalbuningsun, pan ingsun duwe lopak-lopak salaka, isine menur malati sajodo, ora kanta ora kanti, ora uwas ora sumelang, murub muncar cahyaku, gumilang cahyaning Allah, murubing cahya terang kersaning Allah.

Lakune ngebleng 3 dina 3 bengi, wiwite dina Kemis Wage. Mantra diwaca yen arep mangkat perang, sarta yen methukake mungsuh, lan yen wus campuh perang.

30. Mantra Sahadat Panatagama

Sahadat panatagama, minta salamun, Allah kang basuki, Allah kang suci, Allah bok rara Supiyah, lakinira menyang ngendi, kesah perang, sangune niyat keris bener, tumbak bener, adege sajatining urip, tungganganku jaran napas, lungguhe ana ngesir, sanggawedine pamancade iman, kendaline santosaning iman, cumethine kedeping iman, lapake kang nyangga raga, suksma wesi purasani, dalanmu metu ngendi, metu tepsiring Allah, alarah cahyaning Allah, sing nunggang titiyang agung kitab Qul’an payung kula, tawapmur Nabi WaliAllah bumine nabi panutup.

Lakune ngebleng 3 dina 3 bengi, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra diwaca yen arep mangkat perang, sarta yen methukake mungsuh lan yen wus campuh perang.

31. Mantra Makdumsarpin

Sang kun dat suksma, suksmadiluwih kang ana jatining wawayangan, ni endhang suksmadiningsih kang ngideri jroning wawayangan, sira aja ngaling-ngalingi aku, aku arep katemu kadangku kang sajati, kang langgeng tan owah gingsir, sira metua dak kongkon……………………(disebutake kaperluane)

Lakune ngebleng 7 dina 7 bengi, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra diwaca jam 12 bengi.

32. Mantra durgateluh

Allahumma durgateluh bolak-balik kasumpet, mara ngetan pepet, ngidul sumpet, ngulon rapet, ngalor dempet, kersaning Allah ana tengah dhaleg-dheleg ngedheprek bingung kamitenggengen.

Lakune Ngebleng 7 dina 7 bengi, wiwite dina Jumat Kliwon. Mantra diwaca yen adhep-adhepan karo mungsuh arep perang.

33. Mantra Panulak Ampuhing Wesi Aji

Ingsun kawulaning Allah, kang matek saka suryakumara, bukiyadi angambah jagad walikan, langgeng tan kenaning owah, huyahu, huyahu, huyahu, salalahu alaihi wassalam, dating suci ing sahudaya, ratuning sadatulah, ingsun lanang sejati, kang tan pasah sakehing tumumpang, ampang ngalumpruk kadi tibaning kapuk, yahu jabardas, bar tan tedhas ing keris Soleman lan sakehing gagaman kabeh.

Lakune ora mangan uyah 40 dina, banjur mutih 3 dina 3 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Kamis Wage. Mantra diwaca ana ing paperangan lan yen ana babaya pakewuh.

34. Mantra Panawaran

Niyatingsundhahar, rowaningsun tapa kang dhahar. Niyatingsun sare, rowaningsung tapa kang sare, krana ingsun iki wus kawengku ing alam nasut, Moloekat jabarut yaiku kang dhahar, kang sare jagade sahir kabir, cahya mangan rasa, rasa mangan cahya, cahya mulya, rasa sampurna.

Lakune mutih 3 dina 3 bengi, sarta nglowong 3 dina 3 bengi, wiwite dina Jumat Pahing. Mantra diwaca yen arep mamangan, supaya menawa diracun ing wong, bisa tawar ora tumama.

35. Mantra ngisi watu akik

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihi washahbihii wasallim, badanku roso sejati. Sejatine roso manjing ono ing tengah-tengahe Ka’batullah.

Mantra diwaca ping 440. Saben sa’wacanan langsung didamu’ake ing watu sing arep diisi.

36. Mantra arep weruh sadurunge winarah

Sir rahsa cahyaning rahsa, mut maya tejaning maya.

Lakune saben duwe niat arep meruhi sabarang kang durung kelakon, banjur mutih 3 dina 3 bengi lan patigeni sedina sewengi, wiwite dina Jumat Pahing. Mantra diwaca kaping 500 saben arep mapan turu.

Mantera Pengasihan
Mantera ini diucapkan dengan tujuan agar hati orang yang dimaksud memperhatikan dan mencintai kita. Yang harus diucapkan :
Ingsun duwe kembang soko sabrang
arane kembang pulutan...
dak pulutake atine si jabang bayi ... (sebut namanya)
Teko welas teko asih andeleng badan sliraku
saka kersaning Allah

Syarat Lelaku
  • Puasa Ngebleng 3 hari 3 malam
  • Mulai hari Senin Kliwon.
Selama melakukan Ngebleng, Mantera dibaca dengan cara:
  • Bersamaan dengan condongnya matahari kebarat
  • Dalam kamar menghadap ke Barat
  • Berdiri bersandar pada tembok
Aturan Dasar - Aji mantra
Baca lebih dulu :
Segala sesuatu yang terdapat di alam ini memiliki roh. Baik itu manusia, hewan, tumbuhan, matahari, bulan, planet bahkan alam semesta ini. Masing-masing roh tersebut memiliki ciri kekuatan tersendiri dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tercipta satu harmonisasi yang luar biasa.

Aji Mantra – Mantera
Ajian atau mantera bekerja dalam dimensi roh, sebagaimana telah diketahui bahwa roh berpengaruh sangat besar atas tubuh dan jiwa (baca: ”Tubuh, Jiwa dan Roh”)

Untuk menggunakan Ajian atau mantera pastikan hal ini:
  1. Mengucap pasti dengan sepenuh hati
  2. Konsentrasi, Fokus dan tertuju pada apa yang kita inginkan
  3. Percaya hal itu pasti terjadi, karena kita sudah lebih memperkuat rohani kita dengan syarat dan ritual yang telah dilakukan.
Karena itu kami sangat menyarankan agar dalam menggunakan ajian mantera ini hendaknya dilakukan dengan penuh hormat dan mengikuti ritual yang disyaratkan.

Nb.
Satu lagi hal yang terpenting, kami tidak bertanggung jawab atas efek atau akibat yang mungkin timbul akibat penggunaan mantera ini terhadap orang lain atau diri anda sendiri. Artikel ini hanyalah sekedar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Segala akibat dari penggunaan pengetahuan di artikel ini sepenuhnya adalah tanggung jawab anda sendiri.

8 komentar: